Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2014
ketika hati meratap dalam bisu deru napas alirkan namamu detak jantung hantarkan bayangmu harum tubuhmu membunuh wangi bunga walau kau diam dalam candamu namun hatiku tak dapat menghindar 'tuk simpan senyummu kan kubiarkan waktu berlalu dengan indah walau dalam anganku agar kau tahu ada namamu di relung hatiku paling dalam ............

Teori Belajar Ausubel dan penerapannya dalam pembelajaran IPA SD

Menurut Ausubel yang menjadi inti daripada belajar adalah belajar bermakna bukan belajar hapalan. Belajar bermakna adalah suatu proses yang dikaitkan dengan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat pada struktur kognitif seseorang. Ada dua prinsip menurut Ausubel dalam mengaitkan konsep-konsep pada struktur kognitif seseorang, yaitu: 1.       Prinsip diferensiasi progresif yakni cara penyajian konsep-konsep yang dimulai dari konsep umum kemudian dilanjutkan kepada konsep-konsep yang lebih khusus. 2.       Prinsip Rekonsiliasi Integratif  yakni menghubungkan informasi yang baru untuk di integrasikan pada konsep-konsep yang sudah dimiliki oleh seseorang individu. Dalam penerapannya Ausubel membuat peta hirarki konsep-konsep dimana konsep- konsep yang bersifat umum berada di puncak hirarki dan semakin kebawah  konsep-konsep diurutkan lebih khusus, ada empat ciri peta konsep Ausubel, yakni: 1.       Pemetaan konsep merupakan suatu cara untuk memperlihatkan konsep-

Uji Validasi Isi

Uji validasi isi dilaksanakan apabila  soal dalam tes treatmen ini hanya ada 1(satu) soal dengan bentuk Essay, maka tidak perlu melakukan uji reabilitas, namun hanya uji validitas isi saja. Validasi adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkatan kevalidan atau kesahihan jika mempunyai suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid atau sahih apabila mampu mengukur apa yang di ukur. Agar dapat mengeahui valid atau tidaknya instrumen penulis menggunakan uji validitas atau kesahihan isi. Menurut Nurgiyantoro (2010:103) “Kesahihan isi menunjuk pada pengertian apakah alat tes itu mempunyai kesejajaran (sesuai) dengan tujuan dan deskripsi bahan pelajaran yang diajarkan. Jika butir-butir tes secara jelas dimaksudkan mengukur tujuan-tujuan tertentu dan bersifat mewakili bahan yang diajarkan, tes tersebut dikatakan memiliki kesahihan isi”. Kriteria kelayakan tes yang menunjukkan kesesuaian antara tujuan dan bahan dengan alat tesnya telah mempunyai kesahihan isi, alat tersebut harus di kons