EFEKTIVITAS STRATEGI INDUKTIF MODEL TABA TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII MTS AZHARIYAH LUBUKLINGGAU

Oleh
MESAGUS SYAIFUL AMIN, S.Pd
Staf Pengajar Perguruan Azhariyah


1. Latar Belakang
Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok pada keseluruhan proses pendidikan. Pada dasarnya kegiatan belajar mengajar ini pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai pada setiap materi yang disampaikan, dan untuk mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran ini tergantung pada beberapa komponen belajar mengajar.
Menurut Fathurrohman dan Sutikno (2007:13) ”kegiatan belajar mengajar mengandung sejumlah komponen yang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, alat dan sumber serta evaluasi”. Selain itu siswa, guru, materi serta metode atau teknik yang diterapkan pada saat mengajar juga dapat dikatakan sebagai komponen yang ikut mempengaruhi keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Komponen-komponen ini memiliki keterkaitan erat antara satu dengan yang lainnya dalam mencapai tujuan pembelajaran tersebut.
Dari beberapa komponen di atas, siswa dan guru merupakan dua pelaku aktif yang terlibat dalam proses belajar mengajar, siswa sebagai subjek pembelajaran adalah pihak yang akan mencari dan menerima pelajaran dari proses belajar mengajar. Sedangkan guru memiliki peranan yang besar untuk dapat menciptakan suasana belajar yang kreatif dan nyaman agar siswa dapat menerima pelajaran dengan baik. Adapun salah satu cara yang dapat dilakukan guru adalah
dengan menerapkan teknik yang tepat pada proses belajar mengajar. Guru harus benar-benar cermat dalam memilih dan menerapkan teknik pada saat mengajar, sebab teknik yang akan diterapkan ini harus harus benar-benar tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan.
Pada pelajaran Bahasa Indonesia, terdapat beberapa keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa, menurut Tarigan (2004:2) keterampilan itu terdiri atas empat aspek, yaitu “keterampilan menyimak (listening skill), keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan membaca (reading skill), dan keterampilan menulis (writing skill)”. Keempat keterampilan ini memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya. Disini guru berperan untuk dapat memotivasi siswa agar dapat menguasai beberapa keterampilan tersebut dengan baik dan benar, khususnya keterampilan menulis yang merupakan salah satu keterampilan pokok yang harus di kuasai siswa pada pendidikan formal.
Menurut Tarigan (2004:21) ”menulis adalah suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Tujuan utama menulis adalah agar pesan yang ingin disampaikan dapat dibaca dan dipahami oleh pembaca. keterampilan menulis tidak datang dengan sendirinya, melainkan memerlukan proses dan latihan yang berulang-ulang. Latihan menulis ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya dengan menulis teks berita.
Sehubungan dengan pengetahuan dan keterampilan berbahasa, menulis termasuk dalam keterampilan berbahasa, selain dari membaca, berbicara dan menyimak. Menurut Tarigan (2004:21) “Menulis merupakan salah satu
keterampilan berbahasa yang perlu dimiliki siswa, seperti menulis rangkuman ilmu pengetahuan popular, menulis teks berita, menulis puisi, menulis surat, yang semuanya itu telah menjadi target Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII SMP. Sebuah kegiatan menuangkan pikiran, gagasan, dan perasaan seseorang yang diungkapkan dalam bahasa tulis.
Menulis sebagai kegiatan untuk menuangkan pikiran, gagasan, dan perasaan dalam bentuk tulisan diharapkan dapat dipahami oleh pembaca sesuai dengan fungsinya sebagai alat komunikasi secara tidak langsung. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa menulis merupakan kegiatan seseorang untuk menyampaikan gagasan kepada pembaca dalam bahasa tulis agar bisa dipahami oleh pembaca.
Tujuan utama menulis adalah agar pesan yang ingin disampaikan dapat dibaca dan dipahami oleh pembaca. Keterampilan menulis tidak datang dengan sendirinya, melainkan memerlukan proses dan latihan yang berulang-ulang. Latihan menulis ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya dengan menulis teks berita.
Menurut Tarigan (2004:2) “menyatakan bahwa penyampaian informasi melalui media tulis dirasakan lebih sukar dibandingkan dengan penyampaian informasi secara lisan. Hal ini dikarenakan dalam bahasa tulis ada tiga komponen yang perlu diperhatikan yaitu grofologi, struktur, dan pengetahuan kebahasaan.
Teks berita merupakan salah satu alat komunikasi tertulis yang menyampaikan informasi hangat tentang sesuatu yang sedang terjadi atau sesuatu yang belum diketahui sebelumnya. Tujuan yang ingin dicapai dari berita adalah
agar informasi terbaru dapat dengan cepat diketahui oleh banyak orang dan informasi dapat tersampaikan dengan cepat dan efisien. Menurut Kusumaningrat (2005:40), Berita adalah informasi aktual tentang fakta-fakta dan opini yang menarik perhatian orang. Selanjutnya menurut Suhandang (2005:103), Berita adalah laporan atau pemberitahuan tentang segala peristiwa aktual yang menarik perhatian orang banyak. Dengan demikian dapat dikatakan berita adalah suatu informasi yang memuat fakta-fakta tentang peristiwa atau kejadian yang menarik perhatian orang banyak.
Berdasarkan uraian di atas, jelas bahwa kemampuan menulis sangat penting. Oleh karena itu, menulis harus dilatih secara sungguh-sungguh agar tujuan pembelajaran menulis dapat tercapai secara optimal (Ambary, 2004:187). Kemampuan menulis merupakan proses belajar yang memerlukan ketekunan berlatih, semakin rajin berlatih kemampuan menulis semakin meningkat. Hal ini dipertegaskan oleh Arsyad (2002:69) yang mengatakan bahwa tradisi menulis tidak saja harus dibina dan ditingkatkan, tetapi juga diharapkan kepada penulis karya-karya besar, agar kebiasaan menulis dan kemampuan menulis dibina secara berkesinambungan. Oleh karena itu, kemampuan menulis siswa perlu dikembangkan sehingga mampu menulis berbagai hal termasuk menulis teks berita.
Strategi induktif model taba ditujukan untuk membangun mental kognitif. Karenanya sangat sesuai untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Namun demikian, strategi ini .sangat membutuhkan banyak informasi yang harus digali oleh siswa. Kelebihan. lain dari model ini, walaupun sangat sesuai untuk
“social study” tapi juga dapat digunakan untuk semua mata pelajaran, seperti sains, bahasa dan lain-lain. Satu hal lagi yang tak kalah penting, model ini juga secara tidak langsung dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa.
Menurut Hidayat (1986:68) “strategi induktif adalah suatu kehiatan pembelajaran yang harus dikerjakan oleh guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien”. Sedangkan Semi (1989:78) menyatakan “strategi induktif adalah strategi mengajar yang dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengelola informasi.
Dalam pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP kelas VIII terdapat pelajaran tentang menulis teks berita. Berdasarkan pendapat para ahli tentang strategi pembelajaran induktif di atas maka menimbulkan asumsi bagi peneliti bahwa pembelajaran menulis dapat dilakukan dengan cara menerapkan strategi induktif model taba. Sesuai dengan namanya strategi induktif model taba ini merupakan karya besar dari seorang ahli pendidikan yang bernama Hilda Taba.
Untuk pembuktian asumsi peneliti maka peneliti akan melakukan sebuah penelitian tentang efektivitas strategi induktif model taba terhadap kemampuan menulis teks berita siswa kelas VIII MTs Azhariyah Lubuklinggau.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian ini, masalah umum yang timbul adalah : ” Apakah penerapan Strategi Induktif Model Taba efektif terhadap kemampuan menulis Menulis teks berita Siswa Kelas VIII MTs Azhariyah Lubuklinggau”.
Adapun permasalahan khusus dalam penelitian ini yaitu:
a. Bagaimana Kemampuan Menulis teks berita Siswa Kelas VIII MTs Azhariyah Lubuklinggau melalui Strategi Induktif Model Taba ?
b. Bagaimana Efektivitas Strategi Induktif Model Taba Terhadap Kemampuan Menulis teks berita Siswa Kelas VIII MTs Azhariyah Lubuklinggau?
3. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah bagaimana efektivitas Strategi Induktif Model Taba Terhadap Kemampuan Menulis teks berita Siswa Kelas VIII MTs Azhariyah Lubuklinggau. Kemampuan yang dimaksud adalah menulis teks berita diantara nya ketepatan menyampaikan pokok masalah, ketepatan penggunaan istilah dalam penulisan berita, ketepatan penggunaan EYD dalam penulisan berita. Adapun sampel ataupun subjek dalm penelitian adalah siswa kelas VIII MTs Azhariyah Lubuklinggau Masalah dalam penelitian ini adalah efektivitas Strategi Induktif Model Taba Terhadap Kemampuan Menulis teks berita Siswa Kelas VIII MTs Azhariyah Lubuklinggau.
Variabel bebas (X1) dan Variabel terikat (X2). Variabel X1 (Strategi Induktif Model Taba) dan variabel X2 (menulis teks berita “wabah kolera mulai melanda korban banjir”).
4. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Penelitian ini mempunyai tujuan umum dan tujuan khusus adapun tujuan umum dalm penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan Strategi Induktif
Model Taba Terhadap Kemampuan Menulis teks berita Siswa Kelas VIII MTs Azhariyah Lubuklinggau.
b. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui kemampuan siswa kelas VIII MTs Azhariyah Lubuklinggau terhadap menulis teks berita melalui Strategi Induktif Model Taba.
2. Untuk mendeskripsikan efektivitas Strategi Induktif Model Taba Terhadap Kemampuan Menulis teks berita Siswa Kelas VIII MTs Azhariyah Lubuklinggau.
5. Manfaat Penelitian
a. Bagi guru, sebagai bahan dalam upaya meningkatkan mutu pengajaran Bahasa Indonesia khususnya menulis teks berita.
b. Bagi siswa, dapat mengembangkan minat belajar dan meningkatkan motivasi siswa terhadap menulis teks berita dalam mencapai prestasi belajar Bahasa dan Sastra Indonesia dengan menggunakan Strategi Induktif Model Taba.
c. Bagi sekolah, sebagai sumbangan peningkatan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia tingat SMP.
6. Depinisi Operasional
Definisi dari sitilah yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah:
a. Efektivitas adalah suatu pola tingkah laku yang dapat menimbulkan suatu hasil yang lebih baik.
b. Strategi Induktif Model Taba adalah cara mengajar yang dikembangkan atas dasar cara berpikir induktif, yaitu menarik kesimpulan berdasarkan data-data yang teramati.
c. Menulis adalah merupakan kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya
7. Tinjauan Pustaka
a. Efektivitas
Menurut Anwar (2003:129) efektivitas yaitu ada efeknya (akibatnya, pengaruh, kesannya). Dapat membawa hasil, berhasil guna (tenteng usaha, tindakan). Hal mulai berlakunya (tentang undang-undang, peraturan).
Sedangkan menurut Tarigan (1994:62) efektivitas adalah keberhasilan mulai berlakunya (tentang perlakuan) hal yang ditimbulkan, mempengaruhi yang dapat membuat hasil yang lebih baik.
Dari pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa efektivitas adalah keberhasilan mulai berlakunya tentang usaha, tindakan, hal yang ditimbulkan memberi efek, pengaruh yang membuat hasil yang lebih baik. Sedangkan dalam penelitian ini diartikan suatu kegiatan yang dilakukan sesuai dengan peraturan sehingga menghasilkan suatu keberhasilan pada siswa kelas VIII MTs Azhariyah Lubuklinggau dalam menulis teks berita
b. Strategi Induktif Model Taba
Strategi induktif model taba adalah suatu cara pengajaran yang dikembangkan atas dasar pemikiran induktif yakni pemikiran untuk menarik suatu kesimpulan dari data-data yang teramati. Atas dasar tersebut model pembelajaran ini menekankan pada aspek pengalaman lapangan seperti mengamati suatu gejala, mencoba suatu proses baru kemudian mengambil suatu kesimpulan.
Strategi induktif model taba ditujukan untuk membangun mental kognitif. Karenanya sangat sesuai untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Namun demikian, strategi ini .sangat membutuhkan banyak informasi yang harus digali oleh siswa. Kelebihan. lain dari model ini, walaupun sangat sesuai untuk “social study” tapi juga dapat digunakan untuk semua mata pelajaran, seperti sains, bahasa dan lain-lain. Satu hal lagi yang tak kalah penting, model ini juga secara tidak langsung dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa.
Menurut Hidayat (1986:68) “strategi induktif adalah suatu kehiatan pembelajaran yang harus dikerjakan oleh guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien”. Sedangkan Semi (1989:78) menyatakan “strategi induktif adalah strategi mengajar yang dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengelola informasi.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut diatas maka penulis menrik kesimpulan bahwa strtegi induktif adalah suatu strategi dalam pengajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengelola informasi yang diperolehnya.
Model pembelajaran berpikir induktif Taba merupakan karya besar Hilda Taba. Suatu strategi mengajar yang dikembangkan untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam mengolah informasi. Model ini dikembangkan atas dasar:
1) Kemampuan berpikir dapat diajarkan;. 2) Berpikir merupakan suatu transaksi aktif antara individu dengan data.Artinya, dalam seting kelas, bahan-bahan ajar merupakan sarana bagi siswa untuk mengembangkan operasi kognitif tertentu. Dalam seting tersebut, mana siswa belajar mengorganisasikan fakta ke dalam suatu sistem konsep, yaitu a) saling menghubung-hubungkan data yang diperoleh satu sama lain serta membuat kesimpulan berdasarkan hubungan-hubungan tersebut, b) menarik kesimpulan berdasarkan fakta-fakta yang telah diketahuinya dalam rangka membangun hipotesis, dan c) memprediksi dan menjelaskan suatu fenomena tertentu. Guru, dalam hat ini, dapat membantu proses internalisasi dan konseptualisasi berdasarkan informasi tersebut; 3) Proses berpikir merupakan suatu urutan tahapan yang beraturan (lawful). Artinya, agar dapat menguasai keterampilan berpikir tertentu, prasyarat tertentu harus dikuasai terlebih dahulu, dan urutan tahapan ini tidak bisa dibalik. Oleh karenanya, konsep tahapan beraturan ini memerlukan strategi mengajar tertentu agar dapat mengendalikan tahapan-tahapan tersebut. Prosedur Pembelajaran induktif yang diajukan Taba di atas menyatakan bahwa keterampilan berpikir harus diajarkan dengan menggunakan strategi khusus. Menurutnya, berpikir induktif melibatkan tiga tahapan dan karenanya ia mengembangkan tiga strategi cara mengajarkannya. Strategi pertama adalah
pembentukan konsep (concept formation) sebagai strategi dasar, kedua, interpretasi data (data interpretation) dan ketiga adalah penerapan prinsip (application of principles). Menurut Hidatyat (1986:31) ”Taba menyamakan tiga tugas berpikir itu kemudian ketiga strategi pembelajaran itu dipindahkan untuk kemudian dimasukkan dalam bentuk tugas. Setiap tugas yang dipilih dipertunjukkan didalam proses berpikir induktif”.
 1) Pembentukan konsep Tahap ini meliputi a) Pengenalan dan penyebutan data yang relevan dengan masalah. b) Mengelompokkan item-item sesuai dengan beberapa kesamaan c) Mengembangkan kategori-kategori serta label-label atau nama bagi kelompok-kelompok. Strategi ini dimaksudkan untuk mendorong siswa agar dapat mengembangkan sistem konseptual yang nantinya mereka dapat memperoses informasi. 2) Menginterpretasi data Pada tahap ini meliputi : a) Penyamaan hasil b) Butir-butir penjelasan dari penyamaan informasi c) Menarik kesimpulan Pada tahapan kegiatan ini meliputi operasi-operasi mental yang ia sebutkan “interpretasi, penyimpulan, dan generalisasi”. Sbagai mana halnya
strategi pembentukan konsep-konsep, interpretasi strategi data didorong oleh adanya pertanyaan-pertanyaan dari guru. 3) Penerapan prinsip Pada tahapan ini meliputi: a) Menganalisis masalah baru, meramalkan membuat hipotesis. b) Menerangkan atau menentukan hubungan sebab akibat c) Memeriksa ramalan Strategi ini merupakan lanjkutan dari dua strategi sebelumnya, pada fase pertama strategi ini mengharuskan para siswa meramalkan akibat-akibat, menerangkan data yang belum dikenal, atau menduga-duga.dalam fase kedua siswa mencoba menerangkan ramalan-ramalan atau hipotesis. Sedangkan pada fasevketiga strategi mencakup pembuktian, ramalan atau hipotesis dengan memeriksakemukinan-kemungkinannya. Ketiga tahapan dalam strategi ini sangat mirip satu sama lainnya, masing-masing didasarkan pada sekitar operasi mental, interprestasi data, penerapan prinsip-prinsip atau gagasan. Dalam strategi ini sangat menitik beratkan pada kecakapan berpikir, jelas dalam strategi ini menuntut siswa memproses sejumlah besar informasi. c. Kelebihan dan kelemahan strategi induktif model taba Hidayat (1986:32-39) menyatakan bahwa strategi induktif model taba mempunyai kelebihan dan kelemahan sebagai berikut: 1) Kelebihan a) Siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran .
b) Siswa dengan sendirinya trampil mengelolah informasi c) Siswa mampu meningkatkan kesadaran cara memandang sesuatu berdasarkanpenalaran yang logis dan komunikatif d) Siswa dapat melatih diri dalam mengembangkan pengetahuan yang dimiliki. e) Kerja sama antar siswa mampu menyelesaikan suatu pokok permasalahan. 2) Kelemahan a) Tidak semua siswa terampil dlam mengelolah informasi b) Tidak semua materi menyajikan pokok bahasan yang berfikir kreatif c) Kurangnya waktu yang disediakan akan membuat siswa kurang memahami materi yang disediakan. d) Kerja sama kelompok dalam memecahkan masalah lebih baik dihindarkan. d. Langkah-Langkah Dalam Menulis Teks Berita dengan Strategi Induktif Model Taba Menurut Hidayat (1986:31) ada beberapa langkah yang harus di lakukan dalam menggunakan startegi induktif model taba, yaitu: 1. Guru menyebutkan dan mengenalkan materi yang akan dibahas dan menjelaskan manfaat menulis teks berita. 2. Guru menyampaikan tujuan menulis teks berita dan unsur-unsur yang ada dalam teks berita. 3. Siswa secara individu membacakan hasil kerjanya didepan kelas. 4. Siswa menjelaskan informasi yang ada dalam berita yang ditulisnya.
5. Kesimpulan, guru dan siswa mengemukakan kembali isi informasi yang ada dalam teks berita berdasarkan penalaran siswa sendiri dalam menarik kesimpulan yang ada dalam teks berita. e. Kemampuan
Menurut Porwadarminta, (1984:628). “Kemampuan adalah kesanggupan atau kecakapan seseorang atau kelompok dalam melakukan suatu kegiatan yang berhubungan dengan jasmani dan rohani”. Sedangkan Kridalaksana (1995:95) menyatakan bahwa kemampuan adalah kesanggupan dalam menguasai pengetahuan dan keterampilan dengan jalan mempelajari secara sadar, terencana dan bertujuan sehingga memiliki kecakapan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Dari pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa kemampuan adalah kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam menguasai pengetahuan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sedangkan, dalam penelitian ini kemampuan diartikan sebagai kesanggupan siswa menguasai pengetahuan dan keterampilan dalam menulis proposal kegiatan
f. Menulis Teks Berita
Menulis sebagai keterampilan adalah kemampuan seseorang dalam mengemukakan gagasan dan pikirannya kepada orang aatau pihak lain dengan melalui media tulisan. Nurjamal (2001:68) mengatakan bahwa “ setiap penulis pasti memiliki tujuan dengan tulisannya antara lain mengajak, menginformasikan,
meyakinkan, atau menghimbau pembaca” selanjutnya Tarigan (2004:36) mengatakan “menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis untuk tujuan, misalnya memberitahu, meyakinkan, dan menghibur.
Mawardi (2009:13) mengatakan
Menulis merupakan kegiatan intelektual sekaligus aktivitas fisik yang lumayan menguras tenaga dan pikiran. Tidak mungkin Anda menulis hanya menggunakan pikiran saja, tanpa mengeluarkan tenaga. Sebaliknya, tidak mungkin anda menulis hanya mengandalkan tenaga tanpa pikiran. Itulah sebabnya banyak orang yang mempunyai pikiran bernas, cemerlang, dan brilian, tetap saja tidak mampu menuli karena tidak punya cukup waktu dan tenaga untuk melakukannya. Banyak juga orang punya waktu dan tenaga, tetapi tidak bisa menulis karena kekurangan ide atau pikiran.
Tujuan menulis menurut semi (2004:16) ada lima macam yakni:
1) Untuk menceritakan sesuatu
Menceritakan sesuatu maksudnya agar orang lain atau pembaca tahu apa yang di alami yang bersangkutan, tahu tentang impian-impian dan pemikiran penulis.
2) Untuk memberikan petunjuk atau pengrahan
Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai tulisan yang bersifat memberi petunjuk seperti, petunjuk minum obat pada botol obat. Jawaban permasalahan pada surat pembaca di majalah atau koran.
3) Untuk menjelaskan sesuatu
Menulis merupakan sarana untuk menjelaskan sesuatu masalah atau keadaan kepada pembaca secara gamblang.
4) Untuk meyakinkan
Maksudnya adalah untuk meyakinkan pembaca terhadap sesuatu produk, masalah, keyakinan dan lain sebagainya melalui karya tulis.
5) Untuk merangkum Maksudnya adalah membuat ringkasan dari sesuatu masalah atau bahan, menulis untuk membuat rangkuman biasanya dijumpai pada siswa maupun mahasiswa dalam membuat ringkasan pelajaran.
Menurut Kokasih (2001:136) “berita adalah sesuatu pesan yang diberitakan kepada pembaca atau pendengar”. Sedangkan menurut Samantho (2001:116) berita adalah suatu laporan (report) tentang sebuah peristiwa faktual (kenyataan) selain harus mempunyai nilai berita, juga mempunyai unsur-unsur berita. Tapi yang umumnya dikenal adalah 5W+1H, artinya lengkap harus memenuhi unsur-unsur yang dapat menjelaskan mengenai:
1. (what) Apa : Apakah yang terjadi.
2. (who) siapa : Siapa yang terlibat dalam peristiwa itu.
3. (when) Kapan : Kapan peristiwa itu terjadi
4. (where) Di mana : Di mana tempat kejadiannya.
5. (way) Mengapa : mengapa bisa terjadi atau sebab-sebab kejadiannya.
6. (how) Bagaimana : Bagaimana akhir cerita atau kelanjutannya. Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa berita merupakan sesuatu pesan yang disampaikan kepada pembaca atau pendengar tentang kejadian atau
peristiwa yang benar-benar terjadi, selain harus mempunyai nilai berita, juga mempunyai unsur-unsur berita.
8. Hipotesis dan Kriteria Pengujian Hipotesis
a. Hipoteis
Pada penelitian ini penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut:
1) Ha: Pembelajaran yang menggunakan Strategi Induktif Model Taba efektif terhadap kemampuan menulis teks berita pada siswa Kelas VIII MTs Azhariyah Lubuklinggau.
2) Ho: Pembelajaran dengan menggunakan Strategi Induktif Model Taba Tidak Efektif terhadap kemampuan menulis teks berita pada siswa kelas VIII MTs Azhariyah Lubuklinggau.
b. Kriteria Pengujian Hipotesis
1) Jika to ≥ tt , maka hipotesis alternatif (Ha) diterima da hipotesis nihil (Ho) ditolak berarti Strategi Induktif Model Taba efektif terhadap kemampuan menulis teks berita pada siswa kelas VIII MTs Azhariyah Lubuklinggau.
Jika to ˂ tt , maka hipotesis alternatif ditolak dan hipotesis nihil diterima, berarti Strategi Induktif Model Taba tidak efektif terhadap kemampuan menulis teks berita pada siswa kelas VIII MTs Azhariyah Lubuklinggau.
9. Metode Penelitian
a. Desain Penelitian
1) Pendekatan Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu. Eksperimen semu merupakan kegiatan percobaan untuk meneliti suatau peristiwa atau gejala yang muncul pada kondisi tertentu dan setiap gejala yang muncul harus diamati dan dikontrolsecermat mungkin, sehingga dapat diketahui sebab akibat muncuknya gejala tersebut (Puslitjaknov, 2008:3).
Sampel pada penelitian ini berasal dari satu kelas. Adapun urutan kegiatan yang dilakukan pada siswa sampel sebelum mengadakan eksperimen akan dilakukan pre tes untuk mencari nilai skor awal. Pre tes dilakukan sebelum pembelajaran menulis teks berita dengan Strategi Induktif Model Taba kemudian baru dilakukan treatmen atau perlakuan yakni menulis teks berita dengan menggunakan Strategi Induktif Model Taba.
Setelah kegiatan treatmen dilakukan baru diadakan pre tes akan dibandingkan dengan hasil pos tes, maka akan mendapat skor akhir yang akan menunjukkan efektif atau tidak model pembelajaran assure yang dilakukan. Maka dalam penelitien ini rumusnya akan disesuaikan dengan metode eksperimen semu.
2) Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian Eksperimen Semu ( Quasy Exsperimental). Eksperimen semu merupakan kegiatan percobaan untuk meneliti suatu gejala yang muncul pada kondisi tertentu, dan setiap gejala yang muncul harus diamati dan dikontrol secermat mungkin, sehingga dapat diketahui sebab akibat muncul gejala tersebut.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan desain yang sederhana, tes hanya diadakan dua kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Adapun desain penelitian yang dipakai sebagai berikut:
O1 x O2
Keterangan :
O1 : Tes yang dilakukan sebelum eksperimen
X : Treatment yang dilakukan pada waktu eksperimen
O2 : tes yang dilakukan setelah percobaan/eksperimen (Arikunto, 2006:85)
B. Populasi dan Sampel
1) Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII MTs Azhariyah Lubuklinggau yang terdiri dari 1 kelas.
2) Sampel Penelitian
Sampel penelitian dalam penelitian ini adalah kelas VIII.karena kelas VIII hanya ada satu kelas saja maka untuk penentuan sample adalah dengan menetapkan langsung tanpa harus mengacak rombel yang ada.

a. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah teknik tes dan teknik non tes.
1. Teknik Tes
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik test. Test dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu (re-test) dan sesudah (post-test) materi yang diajarkan. Pada tes awal siswa sampel ditugaskan untuk menulis teks berita “wabah kolera mulai melanda korban banjir”. Pada tes awal ini siswa sampel belum menggunakan Strategi Induktif Model Taba. Jenis tes dalam penelitian ini essai .Selanjutnya pada tes yang kedua atau tes akhir baru menggunakan Strategi Induktif Model Taba.
Untuk menetapkan nilai siswa dalam menyimak berita berpedoman pada pendapat Nurgiyantoro 2011:436):

2. Teknik Nontes
Teknik nontes dalam penelitian ini adalah wawancara kepada siswa kelas
VIII MTs Azhariyah Lubuklinggau. Teknik ini dilakukan sebagi pendukung
terhadap data yang telah diperoleh melalui teknik tes.
b. Teknik Analisa Data
Untuk menganalisa data hasil penelitian efektivitas Strategi Induktif Model
Taba terhadap kemampuan menulis teks berita siswa kelas VIII MTs Azhariyah
Lubuklinggau, peneliti berpedoman pada Arikunto, (2006:86).

c. Pertanggungjawaban Penelitian
Pertanggungjawaban penelitian pada penelitian ini adalah penentuan keabsahan instrumen. Penelitian mempunyai kedudukan yang sangat penting yaitu
data karna data merupakan alat pembuktian hipotesis. Instrumen yang baik harus
memenuhi dua persyaratan yaitu vlid dan reliabel (Arikunto, 2010;2011).
1) Validitas
Validitas adal suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinngi. Begitupun sebaliknya, instrumen yang kurang valid memiliki validitas rendah (Arikunto, 2010;2011).
Rumus yang digunakan untuk menentukan validitas adlah rumus product moment (angka kasar)
2) Relialibitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2010;2011).
3). Uji Normalitas
Untuk melakukan uji normalitas sampel penulis menggunakan uji liliefors. Menurut Sudjana (2005:450) adalah uji normalitas yang bertujuan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak.
Langkah-langkahnya adalah:
a. Data dijadikan angka baku (z) dengan menggunakan rumus
b. Untuk setiap angka baku dengan menggunakan daftar distribusi normal baku. Hitung peluang F (zi) = ( z ≤ zi).
c. Selanjutnya menghitung Z1, Z2,.............Zn yang lebih kecil atau sama dengan S (Zi).
Menghitung selisih F (Z1)- S ( Zi), kemudian menentukan harga mutlaknya.
C. Jadwal Penelitian
Penelitian ini direncanakan memerlukan waktu pelaksanaan selama enam bulan, yaitu bulan Desember 2011 sampai dengan Mei 2012.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Balai Pustaka.
Arikunto, suharsimi. Sardjono dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kela, Jakarta : Sinar Grafika
Arsyad.2002. kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga
Ambary. 2004. Intisari Bahasa Indonesia. Bandung :Djanika
Depdiknas. 2007. Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Untuk Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: balai Pustaka.
Dimyanti dan Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah.2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Reneika Cipta
Hidayat, Kosadi, et.al. 1986. Strategi Belajar mengajar Bahasa Indonesia, Bandung : Bina Cipta
Mawardi, Dodi.2002. Cara Mudah Menulis Buku. Depok : Raih Asa Sukses
Kokasih. 2003. Kompetensi Ketatabahasaan. Bandung: Y.Rama Widia.
Kusumaningrat, Hikmah dan Kusumaningrat,Purnama.2005. jurnalis Teori dan Praktik. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Nurgiyantoro, Burhan 2011 Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
Semi, M.Atar. 2004. Dasar-dasar Ketrampilan Menulis.Bandung: Mugantara
Sugiyono. 2010. Statistika untuk penelitian. Bandung:Alfabeta.etiawan,K.2005. jurnalis Kontemporer. Jakarta :Yayasan Obor Indonesia
Suriamiharja,dkk.2006. petunjuk Praktis Menulis. Jakarta: Depdikbud.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 2004. Menulis Sebagai Suatu KeterampilanBerbahasa. Bandung: Angkasa.
Triatno. 2010. Mendisain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Prenada Media Group

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teori Belajar Ausubel dan penerapannya dalam pembelajaran IPA SD

CONTOH SOAL ASESMEN SUMATIF AKHIR KELAS 3

MAKALAH WACANA BAHASA INDONESIA