PTK bahasa Indonesia

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS PUISI RELIGI SISWA KELAS XI SMA ISLAM AZHARIYAH LUBUKLINGGAU MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIFE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)
oleh : Mesagus Syaiful Amin
mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau

1.    Bidang Kajian
Pentingnya peranan bahasa dalam kehidupan manusia mendorong manusia untuk mempelajari dan menguasai bahasa, belajar bahasa berarti belajar untuk menggunakan bahasa dengan baik dan benar. Penggunaan bahasa baik dan benar akan memperlancar kegiatan komunikasi antar anggota masyarakat. Mengingat pentingnya peranan bahasa dalam kehidupan manusia, maka pelajaran yang ada di sekolah, khususnya bahasa Indonesia dijadikan salah satu mata pelajaran yang penting diajarkan kepada siswa.
Tujuan belajar bahasa Indonesia adalah untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan keterampilan berbahasa. Sesuai dengan pengajaran bahasa dan sastra Indonesia, yaitu “program untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan bahasa dan sikap positif terhadap bahasa Indonesia” (Depdikbud, 1994:115).
Meningkatnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, akan membuat pelajaran lebih bermakna dan berarti dalam kehidupan anak. Dikatakan demikian, karena (1) adanya keterlibatan siswa dalam menyusun dan membuat perencanaan proses belajar mengajar, (2) adanya keterlibatan intelektual emosional siswa melalui dorongan dan semangat yang dimilikinya, (3) adanya keikutsertaan siswa secara kreatif dalam mendengarkan dan memperhatikan apa yang disajikan guru.

Memperhatikan situasi diatas, kondisi saat ini adalah
A.    Pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas masih monoton
B.    Belum ditemukannya strategi pembelajaran yang tepat
C.    Belum adanya kolaborasi antara guru dan murid
D.    Metode yang digunakan guru masih bersifat konvensional
E.    Rendahnya kualitas pembelajaran sastra
F.    Rendahnya prestasi siswa untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya di bidang sastra Indonesia (puisi)
2.    Latar Belakang
Pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia terutama sastra Indonesia sering di anggap sebagai suatu kegiatan yang membosankan, kurang menantang, tidak bermakna serta kurang terkait dengan kehidupan keseharian. Akibatnya banyak kritikan yang ditujukan kepada guru-guru yang mengajarkan Sastra Indonesia, antara lain rendahnya daya kreasi guru dan siswa dalam pembelajaran. Kurang di kuasainya materi-materi Sastra Indonesia oleh siswa, dan kurangnya variasi pembelajaran .
Dalam sastra masih terbagi lagi dalam beberapa sub pengajaran salah satu nya adalah puisi. Puisi selalu terkait dengan emosi,  pengalaman, dan pendapat-pendapat tentang situasi atau kejadian yang ditampilkan secara abstrak atau implisit (Altenbernd, 1966:4 dalam suwardi endraswara, 2005:109). Karenanya dalam pemahaman sebuah puisi juga diperlukan keterlibatan emosi, pengalaman estetis, dan intuisi-intuisi. Bekal semacam ini sedikit banyak akan menolong subjek didik memasuki lorong-lorong indah puisi.
Betapapun abstrak, imajiner, melangit dan gelap sebuah puisi, jika pemahaman kita tidak keliru maka akan memberikan suatu kenikmatan. Kenikmatan inilah yang menjadi ‘puncak‘ atau kulminasi dari suatu apresiasi puisi. Kita sering dibuat bingung oleh istilah apresiasi dan analisis puisi. Apabila apresiasi lebih ditujukan untuk menikmati atau menghayati isi dari suatu puisi, maka analisis puisi lebih diarahkan kepada penyelidikan terhadap isi dari puisi sebagai tujuan akhirnya.
Analisis puisi sendiri terdiri dari beberapa tekhnik, antara lain:
A.    Analisis puisi dengan pendekatan strata norma
B.    Analisis puisi dengan pendekatan struktural semotik
C.    Analisis puisi dengan pendekatan berdasarkan struktur batin puisi
D.    Analisis puisi dengan pendekatan berdasarkan ketidaklangsungan ekspresi puisi
E.    Analisis puisi dengan pendekatan berdasarkan hubungan intertekstual dan hubungan antar sajak
F.    Analisis puisi dengan pendekatan religius
Adapun peneliti disini akan menitik beratkan penelitiannya pada analisis puisi berdasarkan pendekatan strata norma pada puisi religi. Hal ini dilakukan atas dasar pengamatan peneliti selama mengajar di SMA Islam Azhariyah Lubuklinggau, minat dan respon siswa terhadap pembelajaran puisi masih kurang dan siswa sendiri masih sulit untuk melakukan analisis strata norma pada puisi, dipilihnya puisi religi juga bersesuaian dengan misi sekolah tempat peneliti mengajar yakni SMA Islam Azhariyah karena SMA ini berkarakter religi Islam. Dan karena menurut hipotesis peneliti analisis strata norma merupakan analisis yang paling mudah untuk dilakukan oleh siswa dibanding dengan analisis  melalui pendekatan yang lain, maka peneliti menitik beratkan penelitian ini terhadap kemempuan siswa kelas XI SMA Islam Azhariyah Lubuklinggau dalam melakukan analisis strata norma puisi religi
Agar pembelajaran puisi menjadi pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, inovatif dan menyenangkan (PAIKEM), dapat dilakukan melalui berbagai cara. Salah satu cara yang cukup efektif adalah melalui penerapan model pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions). Oleh karena itu, perlu di adakan penelitian tindakan kelas untuk membuktikan bahwa melalui penerapan pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran puisi
Penelitian ini dilakukan di SMA Islam Azhariyah Lubuklinggau, karena penelitian mengenai model STAD (Student Teams Achievement Divisions) belum pernah dilakukan di SMA Islam Azhariyah Lubuklinggau. Di samping itu peneliti adalah guru yang bertugas di SMA  tersebut. Dengan demikian peneliti dapat melakukan penelitian secermat mungkin, sekaligus dapat meningkatkan kinerja untuk meningkatkan mutu pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya materi pembelajaran melakukan analisis strata norma pada puisi religi
Sehubungan dengan itu agar penelitian yang dilakukan mendapatkan hasil seperti yang diharapkan yaitu meningkatkan kemampuan  menganalisis strata norma puisi religi siswa kelas XI SMA Islam Azhariyah Lubuklinggau. Peneliti memilih jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Wibawa (2003:9) Penelitian Tindakan Kelas atau Classroom action research ialah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai “aksi” atau tindakan yang dilakukan oleh guru mulai dari perencanaan sampai dengan penelitian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan. Senada dengan hal itu Natawijaya (1997:2) menyatakan bahwa PTK merupakan pengkajian terhadap permasalahan dengan ruang lingkup yang tidak terlalu luas yang berkaitan dengan perilaku seseorang atau kelompok.
Pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah berupa peningkatan mutu proses belajar mengajar. Selain itu hasil penelitian ini diharapkan dapat memotivasi kinerja guru agar selalu melakukan inovasi-inovasi yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pelajaran puisi.
Metode pembelajaran jika diterapkan tanpa ada inovasi-inovasi baru, jelas hal ini akan mengurangi ketertarikan dan semangat siswa untuk mengikuti pelajaran. Dengan demikian wajar saja apabila kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran kadang kala tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sebagai upaya dalam memberikan inovasi-inovasi baru peneliti tertarik untuk mengangkat materi pelajaran melakukan analisis strata norma puisi religi pada sisiwa kelas XI SMA Islam Azhariyah Lubuklinggau.
Adapun alasan peneliti memilih model STAD (Student Teams Achievement Divisions) ini agar siswa dapat meningkatkan kemampuan melakukan analisi strata norma puisi religi, oleh karena itu sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu merencanakan pembelajaran melakukan analisi strata norma puisi religi yang akan dilakukan pada saat penelitian.
Keadaan di atas membuat peneliti ingin memperkenalkan model pembelajaran puisi yang akan diterapkan khususnya di SMA Islam Azhariyah Lubuklinggau. Model pembelajaran yang akan digunakan adalah model STAD (Student Teams Achievement Divisions) dimana dalam satu kelompoknya terdiri dari kumpulan siswa secara heterogen dalam semua aspek, mulai dari tingkat kemampuan belajar, sosial dan ekonomi, sehingga anggota yang mempunyai kemampuan tinggi  akan membantu tugas rekannya yang berkemampuan sedang dan rendah dalam kegiatan belajar mengajar. Bila siswa berkemampuan rendah dan sedang mengalami kesulitan memecahkan persoalan, bisa dibantu dengan adanya siswa yang berkemampuan tinggi yang tergabung dalam kelompok.
Dengan demikian sesama siswa diarahkan untuk dapat bekerja baik secara individu maupun kelompok. Bila ada anggota dalam satu kelompok yang masih mendapat nilai yang rendah, maka siswa berkemampuan tinggi yang ada dalam kelompok siswa tersebut dapat memberi motivasi temannya untuk belajar lebih giat lagi.
Dari uraian di atas maka peneliti berkeinginan mengadakan penelitian studi tentang model STAD (Student Teams Achievement Divisions) dalam  melakukan analisis strata norma puisi religi pada sisiwa kelas XI SMA Islam Azhariyah Lubuklinggau

3.    Rumusan Masalah dan pemecahan masalah
A.    Perumusan Masalah
1)    Masalah Umum
Permasalahan umum dalam penelitian ini adalah “Apakah dengan penerapan model STAD (Student Teams Achievement Divisions) dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas XI SMA Islam Azhariyah Lubuklinggaudalam  melakukan analisis strata norma puisi religi”?
2)    Rumusan Masalah Khusus
Adapun rumusan masalah secara khusus penulis batasi sebagai berikut:
a)    Apakah  siswa kelas XI SMA Islam Azhariyah Lubuklinggau  memiliki kemampuan dalam  melakukan analisis strata norma puisi religi melalui model STAD
b)    Berapa besar peningkatan hasil belajar siswa kelas XI SMA Islam Azhariyah Lubuklinggau  dalam  melakukan analisis strata norma puisi religi melalui model STAD
3)    Cara Memecahkan Masalah
Metode pemecahan masalah yang akan digunakan dalam PTK ini, yaitu pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions). Dengan model pembelajaran ini, diharapakan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia terutama puisi dpat meningkat.
Fatimah Siti, Santoso Lucia Maria dkk dalam modul model-model pembelajaran SMP dan SMA membagi pembelajaran kooperatif menjadi 30 macam salah satunya tipe Tim Siswa Kelompok Prestasi (Student Teams Achievement Divisions). Senada dengan itu Abdurrahman dan Bintaro, 2000 dalam Nurhadi, 2003. Membagi 4 tipe pembelajaran kooperatif salah satunya STAD  (Student Teams Achievement Divisions).
Tipe STAD dikembangkan oleh Robert slavin dan kawan-kawan dari Universitas John Hopkins. Tipe ini digunakan untuk mengajarkan informasi akademik baru baik penyajian lisan maupun tertulis.
    Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah
a)    Para siswa di dalam kelas di bagi beberapa kelompok Heterogen yang   terdiri atas 4 sampai 5 anggota kelompok
b)    guru menyampaikan materi pelajaran
c)    guru memberikan tugas kepada kelompok dengan menggunkan lembaran kerja
d)    Guru memberikan pertanyaan atau kuis kepada siswa
e)    Guru memberikan Evaluasi pada akhir pembelajaran.
f)    Tiap siswa dan kelompok diberi skor atas penguasaannya terhadap materi    pelajaran
g)    kelebihan dan kelemahan Student Teams Achievement Divisions adalah sebagai berikut
1)    kelebihan
i.    Mudah dipecah menjadi pasangan.
ii.    Lebih banyak ide yang muncul.
iii.    Lebih banyak tugas yang bisa dilakukan.
iv.    Guru lebih mudah memonitor.
2)    Kelemahan
i.    Membutuhkan lebih banyak waktu.
ii.    Membutuhkan sosialisasi yang lebih baik.
iii.    Jumlah genap bisa menyulitkan proses pengambilan suara.
iv.    Kurang kesempatan untuk kontribusi.
v.    Siswa mudah melepaskan diri dari keterlibatan dan tidak memperhatikan.

Kerangka pemecahan masalah

                   








    Diskusi pemecahan masalah         penerapan metode STAD


h)    Kesimpulan
    Penelitian ini direncankan terbagi ke dalam tiga siklus, setiap siklus dilaksanakan mengikuti prosedur perencanaan(planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Melalui ketiga siklus tersebut dapat diamati peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Dengan demikian, dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut :
1)    Dengan diterapakan model pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) dapat meningkatkan aktivitasi siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia
2)    Dengan diterapkan model pelajaran  kooperatif dengan tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.
4.    Tujuan PTK
a)    Guru dapat meningkatkan strategi dan kualitas pembelajaran Sastra Indonesia
b)    Siswa merasa dirinya mendapatkan perhatian dan kesempatan untuk menyampaikan pendapat, ide, gagasan dan pertanyaan.
c)    Siswa dapat bekerja secara mandiri maupun kelompok serta mampu mempertanggungjawabkan segala tugas individu maupun kelompok.
d)    Seluruh siswa menguasai materi pelajaran secara tuntas
e)    Proses belajar mengajar Bahasa Indonesia tidak lagi monoton.
f)    Ditemukan strategi pembelajaran yang tepat, tidak konvensional tetapi besifat variatif.
g)    Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas mandiri maupun kelompok meningkat.
h)    Keberanian siswa mengungkapkan ide, pendapat, pertanyaan dan saran meningkat.
i)    Kualiats pembelajaran Bahasa Indonesia meningkat.
j)    Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran puisi meningkat
5.    Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
a)    Guru, sebagai sumbangan pemikiran dalam meningkatkan mutu pengajaran bahasa dan sastra Indonesia khususnya dalam pembelajaran melakukan analisi strata norma pada puisi religi melalui model STAD (Student Teams Achievement Divisions)
b)    Siswa, dapat dijadikan motivasi untuk lebih meningkatkan kompetensi dalam peningkatan kemampuan melakukan analisis strata norma pada puisi religi melalui model STAD (Student Teams Achievement Divisions).
c)    Peneliti, untuk acuan sebagai seorang guru dapat meningkatkan kinerja yang lebih baik dalam pengajaran bahasa Indonesia baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang.
d)    Lembaga pendidikan, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan bagi penelitian lanjutan, setidak-tidaknya dijadikan perbandingan guna disumbangkan bagi pengajaran bahasa, terutama pengajaran  melakukan analisi strata norma pada puisi religi.
6.    Tinjauan Pustaka
a)    Pengertian Kemampuan
Kemampuan dapat diartikan salah satu kesanggupan seseorang atau  melakukan  sesuatu. Kemampuan seseorang dapat ditingkatkan dengan jalan latihan secara intensif.
Menurut Kridalaksana (1983:95) “Kemampuan adalah kesanggupan, kekuatan atau kecakapan seseorang dalam menguasai pengetahuan dan keterampilan dengan jalan mempelajari secara sadar dan terencana”. Menurut Poerwadarminta (1976:628) dinyatakan bahwa “kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan dan kekuatan”. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah pengetahuan dan keterampilan dengan jalan mempelajari secara sadar dan terencana dengan tujuan yang jelas sehingga memiliki kecakapan  dalam menggunakan pengetahuan dan keterampilan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Kemampuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan melakukan analisis strata norma pada puisi religi pada siswa kelas XI SMA Islam Azhariyah Lubuklinggau melalui model Student Teams Achievement Divisions



b)    Pengertian analisis
Analisis puisi merupakan usaha yang bertujuan memahami/menangkap dan memberi makna pada teks puisi.Karya sastra adalah struktur yang bermakna sekaligus sistem tanda yang bermakna dan mempergunakan medium bahasa.
    Menurut kamus besar bahasa Indonesia pengertian analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya.
c)    Pengertian Puisi
        Puisi merupakan bagian dari karya sastra. Sebagai karya sastra, puisi merupakan ungkapan jiwa, ungkapan perasaan yang imajenatif dari pengarang dengan menggunakan media bahasa dan puisi adalah simbol atau lambang yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Puisi lebih banyak menggunakan bahasa yang bermakna konotatif dan ambiguitas serta memiliki unsur-unsur rima, irama, diksi, gaya, citra, suasana, tema, dan amanat ( Satinem,2006:1)
Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari poesis yang artinya  penciptaan. Dalam bahasa Inggris, padanan kata puisi ini adalah poetry yang erat dengan –poet dan -poem.Mengenai kata poet, Coulter (dalam Tarigan, 1986:4) menjelaskan bahwa kata poet berasal dari Yunani yang berarti membuat atau mencipta.
Shahnon Ahmad  ( dalam Pradopo, 1993:6 )  mengumpulkan definisi atau pengartian  puisi  yang pada umumnya dikemukakan atau di sampaikan oleh para penyair romantik Inggris sebagai berikut.
Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan yang terindah. Penyair memilih kata-kata yang setepatnya dan disusun secara sebaik-baiknya, misalnya seimbang, simetris, antara satu unsur dengan unsur yang lain sangat erat berhubungan atau kaitannya, dan lain sebagainya.
        Carlyle mengatakan bahwa puisi merupakan pemikiran yang bersifat musikal. Penyair menciptakan puisi itu memikirkan bunyi-bunyi yang merdu seperti musik dalam puisinya, kata-kata disusun begitu rupa hingga yang menonjol adalah rangkaian bunyinya yang merdu seperti musik, yaitu dengan mempergunakan orkestra bunyi.
        Wordsworth  mempunyai gagasan bahwa puisi adalah pernyataan perasaan yang imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan atau diangankan. Adapun Auden mengemukakan bahwa puisi itu lebih merupakan pernyataan perasaan yang bercampur-baur.
        Dunton  berpendapat  bahwa sebenarnya puisi itu merupakan pemikiran  manusia secara konkret dan artistik dalam bahasa emosional serta berirama. Misalnya,  dengan kiasan, dengan citra-citra, dan disusun secara artistik ( misalnya selaras, simetris, pemilihan kata - katanya tepat, dan sebagainya ), dan bahasanya penuh perasaan, serta berirama seperti musik ( pergantian bunyi kata - katanya bergantian atau  berturu-turut secarateratur).
    Berdasarkan   beberapa definisi puisi yang dikumpulkan oleh   Shahnon Ahmad (Dalam Pradopo, 1993 : 6) tentang beberapa pendapat para ahli mengenai puisi, maka penulis berpendapat bahwa puisi adalah “suatu bentuk pencurahan kreasi imajinasi , seni pemikiran, dan hasil cipta seseorang dalam sebuah karya  tulis yang memperhatikan, nilai moral agama, dan  nilai estetik serta menunjukan ketuntasan atau kematangan  berfikir dalam mencurahkan karya tulis yang disebut puisi“, maksudnya adalah bahwa puisi itu tercipta atau diciptakan berdasarkan seni pemikiran, kreasi imajinasi , dan hasil cipta seseorang dalam menyikapi sesuatu hal atau yang mendasari karyanya.
    Wellek (dalam satinem, 2006:1) mengemukakan bahwa puisi itu tidak hanya terdiri atas norma-norma isi melainkan terdiri dari bebrapa norma.
    Berkenaan dengan pengertian puisi ini,Sayuti (dalam satinem, 2006:2) mengatakan: “secara sederhana puisi dapat dirumuskan sebagai bentuk pengucapan bahasa yang memperhitungkan adanya  aspek-aspek bunyi didalamnya , yang mengungkapkan pengalaman imajinatif, emosional,ndan intelektual penyair yang ditimba dari kehidupan individual dan sosialnya, yang diungkapkan dengan tekhnik pilihan tertentu, sehingga puisi itu mampu membangkitkan pengalaman tertentu pula dalam diri pembaca atau pendengar-pendengarnya.

d)    Pengertian Strata Norma
Analisis puisi dengan pendekatan strata norma adalah analisis puisi berdasarkan lapisa-lapisan yang menyusunnya, yang secara umum puisi terdiri dari lima lapisan (satinem, 2006:2). Atmazaki (dalam satinem 2006:2) mengatakan:
    Apabila dibuat hirarki maka sajak terdiri atas lapis-lapis. Lapis pertama menimbulkan lapis kedua; lapis kedua menimbulkan lapis ketiga; dan seterusnya. Lapis pertama adalah unsur fisik sajak; lapis kedua adalah arti unsur fisik; dan lapis ketiga adalah pelaku, latar, objek-objek yang dikemukakan yang secara bersama-sama melahirkan tema, amanat, dan interpretasi yang disebut lapis dunia (pemikiran)

Berkaitan dengan analisis strata norma ini, sayuti (2003:101-102)  mengatakan bahwa pada sebuah puisi lapisan pertama, yang sering disebut “bahan mentah” puisi adalah bunyi kata termasuk bentukan fonetisnya yang membawa arti, serta dapat menimbulkan efek estetis (seperti rima dan irama). Lapisan berikutnya mencakup seluruh unit arti, baik berupa kata, kalimat, maupun satuan-satuan yang dibangun dalam kalimat jamak. Lapis ketiga adalah objek-objek yang presentasikan dan melaluinya objek-objek itu muncul.
Wallek (dalam Pradopo, 1995:14) mengemukakan bahwa puisi sesungguhnya harus dimengerti sebagai struktur norma-norma. Masing-masing norma menimbulkan lapis dibawahnya. Strata norma merupakan suatusistem yang secara keseluruhan membentuk karya sastra, namun dalam puisi tersirat pada kemampuan pembaca dalam menginterpretasi.
Lapis norma pertama adalah lapis bunyi (sound stratum), lapis norma kedua yaitu lapis arti (units of meaning), lapis ketiga berupa objek-objek, lapis keempat dunia atau realita, dan lapis kelima lapis metafisisk (metaphisical qualities), menurut Roman Ingarden, kelima lapis yang terkandung dalam puisi merupakan satu kesatuan yang membangun terbentuknya puisi. Sebelum kegiatan analisis puisi dilakukan siswa harus terlebih dahulu memahami senua lapis yang ada dalam puisi agar proses pemahaman lebih mudah.
e)    Pengertian pembelajaran kooperatif
    Pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara kerja berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkonstruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Pembelajaran kooperatif sesuai dengan fitrah manisia sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan yang sama, pembagian tugas dan rasa senasib.    Kunandar (2008:270) menyatakan: Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secarah dan sadar sengaja mengembangkan interaksi yang saling asuh antar siswa untuk menghindari ketersinggungan dan kesalah pahaman yang dapat menimbulkan permusuhan.
f)    Pengertian Student Teams Achievement Divisions
 Pembelajaran Student Teams Achievement Divisions tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Langkah-langkah pembelajaran Student Teams Achievement Divisions yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksana prosedur Student Teams Achievement Divisions dengan benar akan memudahkan pendidik memperoleh kelas dengan lebih efektif (Lie, 2002:29).
Melalui ini sangat membantu guru, karena dengan melalui ini siswa tidak harus mengerjakan tugasnya sendiri tetapi dikerjakan secara berkelompok. Dengan demikian melalui Student Teams Achievement Divisions sangat membantu siswa dalam melakukan analisis strata norma pada puisi religi. Salah satu model pembelajaran yang dapat mengembangkan kepentingan untuk kerja sama dalam pengembangan diri di dalam proes pembelajaran adalah melalui Student Teams Achievement Divisions.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Student Teams Achievement Divisions adalah suatu pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah empat sampai lima  orang dengan menitik beratkan pada pengelompokan siswa dengan tingkat kemampuan akademis dan latar belakang yang berbeda sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdependensi efektif diantara anggota kelompok.
7.    Rencana dan Prosedur Penelitian
A.    Rencana Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas XI SMA Islam Azhariyah Lubuklinggau tahun pelajaran 2011-2012, yang beralamat di jalan gentayu no 39 rt 02 kelurahan keputraan kecamatan Lubuklinggau Baarat II Kota Lubuklinggau. Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2011.- 2012
Sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini, maka jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan kelas adalah penelitian yang praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas.
1)    Subjek Penelitian
 Subjek dalam penelitian ini  adalah siswa kelas XI SMA Islam Azhariyah Lubuklinggau tahun pelajaran 2011-2012 dengan jumlah siswa sebanyak 36 orang, terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan tahun pelajaran 2010/2011. Peneliti adalah guru SMA Islam Azhariyah Lubuklinggau dan mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas XI maka guru bertindak sebagai peneliti.   


Tabel 1.
 Keadaan siswa kelas XI SMA Islam Azhariyah Lubuklinggau
kelas    jumlah    Jumlah seluruh
    Laki-laki    perempuan   
XI    20    16    36
                (sumber TU SMA Islam Azhariyah)
2)    Sumber Data
Sumber data yang diperoleh peneliti berasal dari hasil nilai siswa kelas XI SMA Islam Azhariyah Lubuklinggau tahun pelajaran 2011-2012 yang diolah dari hasil nilai pratindakan, hasil nilai siklus I, dan hasil nilai siklus II, serta siklus III tahun pelajaran 2011-2012.
3)    Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes dan non tes. Tes yang diberikan kepada siswa berkaitan dengan kemampuan melakukan analisi strata norma pada puisi religi siswa kelas XI SMA Islam Azhariyah Lubuklinggau model Student Teams Achievement Divisions.
a)    Teknik Tes
Teknik tes diberikan kepada siswa kelas XI SMA Islam Azhariyah Lubuklinggau berkaitan dengan kemampuan mereka melakukan analisi strata norma pada puisi religi siswa kelas XI SMA Islam Azhariyah Lubuklinggau model Student Teams Achievement Divisions. Soal diberikan kepada siswa berbentuk essay.


c)    Teknik Non Tes (Observasi)
Pengamatan tentang pelaksanaan tindakan menggunakan lembar observasi, pengamat akan memberi kesan, pendapat, tanggapan, dan masukan yang kemudian dianalisis oleh peneliti untuk dijadikan dasar perencanaan pada siklus berikutnya.
Pelaksanaan tindakan siklus pertama diamati oleh dosen  pembimbing, guru teman sejawat SMA Islam Azhariyah Lubuklinggau. Hal tersebut dimaksud agar pelaksanaan penelitian berjalan dengan lancar dan dapat mewujudkan adanya peningkatan kemampuan melakukan analisi strata norma pada puisi religi.
4)    Pertanggungjawaban Penelitian.
    Peneliti melakukan teknik uji untuk mengetahui kualitas instrumen, adapun teknik uji yang peneliti gunakan adalah:
a)    Uji validitas
Agar semua data dalam penelitian ini valid, maka peneliti menggunakan validasi isi (conten), dengan menggunakan kriteria kelayakan tes yang menunjuk antara tujuan, bahan serta alat tes yang digunakan. Dalam penelitian ini peneliti mengacu pada hasil analisis kurikulum mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI SMA Islam Azhariyah Lubuklinggau dengan Kompetensi Dasar (KD) Membahas isi puisi berkenaan dengan gambaran penginderaan, perasaan, pikiran, dan imajinasi melalui  diskusi. Dan Standar Kompetensi (SK. Mengungkapkan pendapat terhadap puisi melalui diskusi . Begitu juga dengan perangkat pembelajaran, serta instrumen penelitian, didiskusikan, dikonsultasi serta dievaluasikan oleh peneliti kepada dosen pembimbing utama, dosen pembimbing pembantu, teman sejawat serta beberapa buku yang dijadikan referensi dalam penelitian ini. Hasil dari konsultasi, evaluasi, diskusi, digunakan sebagai bahan, alat tes dalam pembelajaran, dan pengujian hasil tes belajar siswa kelas XI SMA Islam Azhariyah Lubuklinggau dalam materi melakukan analisis strata norma puisi religi melalui pendekatan motode STAD (Student Teams Achievement Divisions) yang disesuaikan dengan indikator penilaian dan instrumen tes apakah telah sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
b)    Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah adanya unsur kepercayaan. Suatu tes biasanya dikatakan reliable jika tes tersebut dapat menunjukan hasil yang tetap walaupun diberikan  kepada orang yang berbeda, waktu serta tempat yang berbeda pula. Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengujian apakah instrumen tes yang peneliti gunakan itu reliable, maka peneliti menggunakan teknik expert judgment, yaitu mengkonsultasikan instrumen tes kepada orang ahli dalam bidang ilmu yang bersangkutan. Expert judgment  yang berperan sebagai penentu keberhasilan belajar berdasrkan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada pelajaran bahasa Indonesia dengan materi melakukan analisis strata norma puisi religi telah memiliki kesahihan isi, semua instrumen tes tersebut peneliti konsultasikan serta didiskusikan kepada orang yang ahli (expert judgment), dalam hal ini kepada dosen pembimbing utama dan dosen pembimbing pembantu. Adapun kriteria penilaiaan dalam melakukan analisi strata norma pada puisi religi adalah sebagai berikut:
1)    kelengkapan unsur – unsur analisis strata norma
2)    Ketepatan analisis unsur - unsur
3)    Ketepatan analisis dan kutipan. 
c)    Observasi
Untuk mengetahui perubahan yang terjadi selama siklus I berlangsung, peneliti perlu mengamati aktivitas siswa. Hal-hal ini yang perlu diamati yaitu:
1)    Motivasi siswa terhadap materi pengajaran pada siklus I.
2)    Kreativitas siswa.
3)    Kesungguhan siswa dalam mengerjakan latihan yang diberikan peneliti.
4)    Observasi dilakukan oleh dosen pembimbing, kepala sekolah, guru, dan teman sejawat sebagai observer.
Dalam menganalisis perilaku yang diamati tersebut akan dimasukkan dalam tabel pengamatan.
d)    Refleksi
Pengertian refleksi dalam penelitian ini untuk memberikan penjelasan dari siklus yang telah dilaksanakan. Dari hasil refleksi tersebut akan diperoleh temuan-temuan. Dari temuan-temuan tersebut dapat dijadikan bahan masukan bagi peneliti untuk menentukan tindakan yang perlu dilakukan pada siklus berikutnya. Dengan kata lain refleksi dijadikan dasar pertimbangan untuk melaksanakan siklus sampai terjadi hasil belajar yang diinginkan. Akan tetapi apabila pelaksanaan siklus kedua telah terjadi peningkatan sesuai yang diharapkan berarti tujuan penelitian telah tercapai dan tidak perlu melaksanakan siklus atau tindakan berikutnya.
e)    Teknik Analisis Data
Dalam  menganalisis data, langkah pertama yang dilakukan adalah mengetahui nilai siswa secara individu dengan cara menjumlahkan skor dari indikator-indikator penilaiaan yang diperoleh siswa dalam peningkatan kemampuan melakukan analisis strata norma pada puisi religi
Selanjutnya untuk mengetahui nilai secara umum atau klasikal, peneliti mempersentasikan dengan menggunakan rumus persentase sebagai berikut:
X  =  
Keterangan:
X     =  Persentase hasil tes klasikal
T       =  Jumlah yang tuntas belajar
M      =  Jumlah siswa seluruhnya di kelas (Depdikbud, 1994:3)
Dan untuk memperoleh persentase peningkatan dari hasil pratindakan sampai ke siklus II peneliti menggunakan rumus:
X   =   
Keterangan:
X  =  Persentase peningkatan hasil tindakan
R1 =  Nilai rata-rata sebelum tindakan
R2 =  Nilai rata-rata sesudah tindakan I dan II
    Apabila hasil penelitian ini sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis atau  kriteria keberhasilan yang ditetapkan, maka melalui model STAD (Student Teams Achievement Divisions) dinyatakan peningkatan kemampuan melakukan analisis strata norma puisi religi siswa kelas  XI SMA Islam Azhariyah Lubuklinggau
f)    Indikator Keberhasilan
Indikator kebehasilan ditetapkan tuntas apabila:  
1.    Apabila siswa mendapat nilai lebih dari 65 maka secara perseorangan atau individu dikatakan berhasil.
2.    Apabila 85% siswa mendapat nilai 65 maka secara klasikal dikatakan berhasil.
B.    Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti yang telah didesain dalam faktor yang diselidiki. Untuk dapat mengetahui kemampuan siswa dalam melakukan analisi strata norma pada puisi religi peneliti melaksanakan tes keterpaduanhasil diskusi. Hasil tes tersebut berfungsi sebagai data awal. Data awal yang diperoleh akan didukung dengan data hasil observasi setelah data awal. Selanjutnya penulis menetapkan tindakan lanjutan berupa refleksi pada setiap siklus. Refleksi yang dilakukan merupakan langkah-langkah yang harus ditempuh dengan tujuan meningkatkan daya keterpaduan belajar dengan teman sejawat.
Untuk dapat mengetahui perubahan atau peningkatan kemampuan siswa, penulis melaksanakan evaluasi refleksi, untuk memudahkan pelaksanaan tindakan kelas tersebut, penulis akan melaksanakan tindakan kelas dengan berpedoman pada tahapan-tahapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Arikunto, (2006:17) yaitu:
1.    Perencanaan (Planning)
2.    Pelaksanaan Tindakan (Akting)
3.    Pengamatan (Observasi)
4.    Evaluasi refleksi (Refleeting)
Secara rinci prosedur penelitian ini tindakan untuk siklus pertama dapat dijabarkan sebagai berikut:
1.    Perencanaan
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah sebagai berikut:
a.    Mempersiapkan satuan pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan program pengajaran.
b.    Membuat lembar observasi: berfungsi untuk melihat kondisi belajar mengajar di kelas ketika proses belajar mengajar berlangsung.
c.    Menyiapkan alat-alat yang diperlukan seperti: Lembar Kerja Siswa (LKS), puisi religi, media tulis, tes setiap akhir siklus.
Selain itu peneliti berkonsultasi terlebih dahulu kepada pihak-pihak yang terkait misalnya kepala sekolah, wali kelas, guru-guru mata pelajaran yang sejenis. Tujuan yang diharapkan dari kolaborasi ini agar semua pihak yang terkait dapat memberikan dukungan dan bimbingan terhadap pelaksanaan penelitian tindakan ini.
2.    Pelaksanaan Tindakan
Tahap pelaksanaan tindakan terdiri dari dua siklus. Siklus I dilaksanakan dengan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut:
Pelaksanaan Tindakan Siklus I
a.    Guru membentuk kelompok-kelompok belajar siswa yang heterogen.
b.    Guru melaksanakan motivasi atau apresiasi dengan mengajukan       pertanyaan mengenai unsur-unsur analisi strata norma
c.    Guru menerangkan unsur-unsur analisis strata norma
d.    Guru mempersiapkan soal pemecahan masalah dan membagikan kepada setiap kelompok.
e.    Guru memberitahukan agar setiap kelompok terjadi serangkaian kegiatan bersama yang spesifik.
f.    Guru melaksanakan evaluasi proses belajar mengajar peningkatan kemampuan melakukan analisi strata norma pada puisi religi.
g.    Dari hasil evaluasi dan pengamatan atau obervasi guru sekaligus peneliti melaksanakan refleksi.
Pelaksanaan Tindakan Siklus II 
Guru melaksanakn motivasi atau apresiasi dengan mengajukan pertanyaan tentang analisis strata norma pada puisi religi.
a.    Guru melaksanakan tes lisan  tentang analisis strata norma  pada puisi religi
b.    Guru menindaklanjuti refleksi dari siklus 1. Guru menyajikan puisi religi
c.    Guru mengulang secara klasikal tentang strategi penyelesaian soal pemecahan masalah.
d.    Guru melakukan observasi atau pengamatan terhadap proses menganalisis strata norma pada puisi religi.
e.    Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS)  pada siswa teks puisi religi meliputi pertanyaan-pertanyaan
f.    Guru menganalisis dan mengevaluasi proses belajar siswa untuk dijadikan pertimbangan dalam melakukan refleksi.
g.    Guru melaksanakan evaluasi atau penilaian.
3.    Observasi
Tindakan pengamatan dilakukan pada setiap siklus menggunakan lembar pengamatan. Lembar pengamatan atau observasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan siswa, sekaligus sebagai bahan untuk menentukan tindakan yang diperlukan bagi perbaikan selanjutnya.   
4.    Evaluasi refleksi   
Setelah melakukan tindakan-tindakan pada setiap siklus serta melakukan pengamatan, selanjutnya dilakukan refleksi. Dan hasil refleksi dapat diketahui tindakan yang harus dipertahankan dalam  pelaksanaan siklus. Adapun kegiatan refleksi meliputi:
a.    Menganalisis hasil penilaian peningkatan kemampuan melakukan analisis strata norma pada puisi religi melalui model STAD
b.    Menentukan tindakan lanjutan sebagai refleksi tindakan perbaikan dari tindakan yang dilakukan pada siklus sebelumnya.
5.    Indikator Penilaian
    Untuk keperluan praktis, peneliti menemukan bobot atau besarnya porsi aspek dari peningkatan kemampuan melakukan analisis strata norma pada puisi religi melalui model STAD (Student Teams Achievement Divisions). Idealnya pembobotan ini mencerminkan tingkat pentingnya masing-masing unsur analisis strata norma puisi. Dengan demikian unsur yang lebih penting diberikan bobot lebih tinggi (Nurgiyantoro, 1988:281)
Tabel 2
Model Penilaian Analisis Strata Norma Pada Puisi Religi

No    Indikator Penilaian                                                                  Skor
1  kelengkapan unsur – unsur analisis strata norma                                20
2  Ketepatan analisis unsur - unsur                                                        40
3    Ketepatan analisis dan kutipan                                                        40
                                                        Jumlah                                       100
 (Nurgiyantoro, 1988:281)
    Perhitungan unsur-unsur yang akan dinilai dan hasil penilaiaan proses, hasil tulisan siswa, maka tindakan pembelajaran dinyatakan berhasil. Siswa dinyatakan berhasil jika siswa memperoleh nilai 6,5 mencapai 8,5% dan secara klasikal siswa memperoleh nilai 6,5 mencapai 8,5% (Depdikbud, 1997:32)
8.    Jadwal Penelitian
    Penelitian ini direncanakan memerlukan waktu pelaksanaan delapan bulan yaitu mulai dari bulan Agustus 2011 sampai dengan bulan Maret 2012. Dengan rincian sebagai berikut.

1    Pengajuan Judul                              
2    Persetujuan Judul                             
3    Penulisan Proposal                                 
4    Pengajuan Proposal                              
5    Penyempurnaan Proposal                               
6    Seminar Proposal                               
7    Persiapan penelitian                               
    a.    Pengembangan instrumen penelitian                             
    b.    Penyusunan bahan ajar                               
8    Pengumpulan data dan bukti pendukung proses dan hasil                               
9    Pelaksanaan penelitian dan tindakan                               
    a.    Siklus I                               
    b.    Siklus II                               
10    Revisi laporan dan penyerahan laporan                               
11    Ujian Skripsi                               
12    Wisuda                               






DAFTAR PUSTAKA

Abdul somad, Adi, dkk. 2007 Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia. Jakarta : Pusat Perbukuan DEPDIKNAS
Arikunto, Suharsimi,dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Sinar Grafika
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1994. Pedoman Penilaian. Jakarta: Balai Pustaka.
Kurikulum Sekolah Menengah Pertama Garis-garis Besar Program Pengajaran. Jakarta: Depdikbud.
1997. Pedoman Penilaian. Jakarta: Balai Pustaka.
Endraswara, Suwardi. 2005. Metode dan Teori Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Buana Pustaka.
Fatimah, dkk. 2008. Model-model Pembelajaran. Palembang.
Keraf, Gorys. 1994. Komposisi. Ende Flores. Nusa Indah.
Kunandar, S.Pd., M.Si.2008. langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.
Nurgiyantoro, Burhan. 1988. Penilaian dalam Pengajaran bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BP FEE.
Natawijaya, Rochman. 1997. Penelitian Tindakan. Bandung: Depdikbud. 
Nababan, Diana. 2008. Bahasa Indonesia untuk SMA. Jakarta: Kawan Pustaka.
Poerwadarminta. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN. Balai Pustaka.
Putrayasa, Ida Bagus. 2009. Jenis Kalimat dalam Bahasa Indonesia. Bandung: Refika.
Satinem. Drs. M.Pd. 2006. kajian puisi. Laporan Hasil Pelatihan Pembuatan Bahan Ajar Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau
Tarigan, H.G. 1994. Pengajaran Bahasa Indonesia I. Jakarta: Depdiknas.
    -----------------2009. Metodolgi Pengajaran Bahasa. Bandung: Angkasa
    Tukan, P. S.Pd. 2007. Mahir Berbahasa Indnesia 2. Jakarta: Yudhistira
Wibawa, Basuki: 2003. Penelitian Tidakan Kelas. Jakarta: Depdiknas.    










Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teori Belajar Ausubel dan penerapannya dalam pembelajaran IPA SD

CONTOH SOAL ASESMEN SUMATIF AKHIR KELAS 3

MAKALAH WACANA BAHASA INDONESIA